Jumat, 14 Januari 2011

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGGAMBAR ILUSTRASI DENGAN TEKNIK MENCONTOH KOMIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KAUMAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2007

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGGAMBAR ILUSTRASI
DENGAN TEKNIK MENCONTOH KOMIK PADA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 2 KAUMAN PONOROGO
TAHUN PELAJARAN 2007- 2008
Oleh : Setyo Handono
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan yang sering dialami oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran menggambar adalah karena mereka belum memahami secara matang tentang teknik-teknik menggambar secara mudah, sederhana, dan mudah diterapkan. Sehingga dari peserta didik sering kita dengarkan keluhan mereka tentang kesulitan menggambar, malas menggambar, atau apresiasi mereka dengan kegiatan ini sangat rendah. Untuk itu seorang guru dituntut untuk menerapkan beragam metode sesuai dengan kebutuhan siswanya. Sehingga semua siswa -tanpa terkecuali- mampu membuat gambar sesuai dengan yang diinginkan.Dengan demikian tidak ada satupun metode yang paling baik, kecuali bila metode itu digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dibutuhkan.
Dengan memperhatikan kondisi yang demikian, penulis meyakini bahwa metode mencontoh masih dapat dipergunakan untuk membantu memecahkan kesuliatan siswa dalam hal menggambar ilustrasi di sekolah. Karena metode mencontoh ini sifatnya yang fleksibel, dan dapat gambar contohnya sepanjang waktu. Sehingga peserta didik leluasa mengamat-amati gambar contoh kapanpun ia inginkan. Sedangkan tugas guru dalam kegiatan ini adalah membimbing dengan teknik-teknik yang mudah dalam menyelesaikan bentuk-bentuk gambar yang dipilih siswa. Siswa menirukan dan menghafal teknik-teknik menggambar yang dicontohkan guru.
B. Definisi Operasional
a. Metode Mencontoh merupakan metode tertua terutama dalam seni kerajinan. Tiga abad sebelum tarih Masehi, di Yunani telah dipergunakan metode ini. Bahkan hingga sekarang keahadiran metode ini masih tetap populer dalam lapangan pendidikan sebagai metode untuk menyampaikan berbagai jenis kegiatan kesenirupaan terutama jenis kegiatan motorik. Metode ini banyak dilakukan di pusat-pusat pembelajaran seni zaman dahulu. Para cantrik (pemagang) biasanya dilatih para empu (guru) untuk meniru hasil karya gurunya. Semakin mendekati kualitas kerja gurunya, semakin berhasil para cantrik itu di dalam belajarnya
b. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri.
C. Pembatasan Masalah
Masalah utama yang menjadi objek penelitian penulis adalah lemahnya siswa dalam menggambar ilustrasi. Maka agar penelitian ini terfokus pada masalah tersebut, maka peneliti mengambil pokok bahasan manggambar ilustrasi saja. Kali ini penulis mencoba menggabungkan kesenangan anak berupa komik kesukaannya untuk digunakan sebagai contoh dalam mengembangkan imajinasinya dalam menggambar ilustrasi. Sedangkan tugas penulis adalah sebagai pemandu utuk menunjukkan cara termudah dalam menyelesaikan gambar komik yang dicontohkannya. Sementara siswa mengamati dan menirukan langkah-langkah menggambar yang telah dicontohkan penulis.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah dengan metode mencontoh komik, siswa kelas VIII SMPN 2 Kauman dapat meningkatkan keterampilan menggambar ilustrasi?
2. Bagaimanakah penerapan metode mencontoh komik untuk meningkatkan prestasi menggambar ilustrasi siswa kelas VIII SMPN 2 Kauman?
3. Apakah dengan metode mencontoh komik, pembelajaran ilustrasi di kelas VIII SMPN 2 Kauman minat siswa meningkat?

E. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan keterampilan menggambar ilustrasi bagi siswa kelas VIII SMPN 2 Kauman Tahun Pelajaran 2007-2008
2. Mendeskripsikan implementasi menggambar ilustrasi dengan metode mencontoh komik
3. Meningkatkan minat menggambar ilustrasi bagi siswa kelas VIII SMPN 2 Kauman Tahun Pelajaran 2007-2008

F. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian yang akan dilakukan diharapkan memberikan manfaat kepada
a. Guru yang bersangkutan
Sebagai tambahan literasi model pembelajaran, dan alat evaluasi diri terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajarannya, sehingga mendapatkan metode yang ideal terhadap materi yang akan disampaikan kepada siswa
b. Bagi Siswa
Penerapan model mencontoh sangat berguna untuk mempermudah siswa memahami teori menggambar ilustrasi. Diharapkan setelah mereka mengetahui teknik menggambar komik, siswa dapat menggambar ilustrasi dengan model yang berbeda dan bervariasi.
c. Bagi Lembaga
Dengan terlaksananya penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh sekolah sebagai inspirasi bagi guru yang lain agar dapat digunakan sebagai masukan untuk pembelajaran di kelas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Metode Mencontoh

Metode mencontoh merupakan metode tertua terutama dalam seni kerajinan. Tiga abad sebelum tarih Masehi, di Yunani telah dipergunakan metode ini. Hingga sekarang keahadiran metode ini masih tetap populer dalam lapangan pendidikan sebagai mertode untuk menyampaikan berbagai jenis kegiatan kesenirupaan terutama jenis kegiatan motorik. Metode ini banyak dilakukan di pusat-pusat pembelajaran seni zaman dahulu. Para cantrik (pemagang) biasanya dilatih para empu (guru) untuk meniru hasil karya gurunya. Semakin mendekati kualitas kerja gurunya, semakin berhasil para cantrik itu di dalam belajarnya. Dalam kursus-kursus melukis pun masih dijumpai penerapkan cara ini. Untuk belajar keterampilan motorik, cara ini dapat dilakukan. Secara teori penerimaan penggunaan metode mencontoh ini didasarkan pada beberapa hal, yaitu:
a. Secara naluri, anak-anak senang menggambar dengan cara mencontoh;
b. Mencontoh merupakan pekerjaan mudah serta ringan untuk dilakukan karena kurang menuntut keterlibatan rasa dan intelek.
c. Mencontoh dalam latihan kerja praktek kesenirupaan melibatkan aktivitas mata. Karena itu indra mata mendapat latihan yang pada gilirannya dapat mempertajam pengamatan.
d. Karena model yang dicontoh pada umumnya dalam keadaan diam dan tidak diubah-ubah bentuknya, maka kegiatan mencontoh dapat dilakukan secara berulang-ulang dalam kondisi yang sama. Dengan demikian latihan dapat menjadi efektif untuk tujuan meniru benda dimaksud.
Gambar Ilustrasi
Gambar ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk.
Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMPN 2 Kauman , Jalan Sayang Ayu no. 2 Sumoroto Ponorogo . Perencanaan tindakan berdasar refleksi yang ditulis pada proposal dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2007 sampai dengan 16 September 2007. Pelaksanaan tindakan dikerjakan mulai pada tanggal 21 September 2007 sampai dengan 31 Oktober 2007. Jadwal pelajaran dilaksanakan setiap hari Kamis, masing-masing 2x 40 menit (1 kali pertemuan).
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kauman Ponorogo dengan jumlah siswa 36 orang. Nama-nama siswa yang terlibat dilampirkan pada lampiran 1. Guru Seni Budaya yang terlibat pada penelitian ini adalah Arum Amiwati, S.Pd. (37 tahun), sebagai observer, dan guru seni budaya kelas VII.
C. Prosedur Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas untuk mengkaji dan merefleksikan secara mendalam yang terjadi pada proses pembelajaran Seni dan Budaya yang meliputi performance guru, interaksi guru-siswa, interaksi antar siswa, dan hasil karya siswa. Semua itu untuk menjawab permasalahan penelitian.
Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat langkah, yang meliputi; a) perencanaan, yang berisi rumusan masalah, menentukan tujuan, metode penelitian dan membuat rencana tindakan, b) tindakan , berupa upaya nyata untuk merubah kesalahan/kekeliruan yang telah dilakukan, c) observasi, berupa tindakan pengamatan lapangan untuk mengetahui hasil dan kemajuan dalam proses belajar mengajar, dan d) refleksi, mengkaji secara mendalam dan mempertimbangkan keberhasilan dan merekomendasikan tindakan apa yang harus dilakukan pada siklus berikutnya.
2. Pelaksanaan Penelitian
Secara operasional prosedur penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam penelitian ini terperinci sebagai berikut:
Siklus Pertama
Kegiatan yang dilakukan meliputi:
1) Perencanaan
Peneliti menyiapkan: a) bahan ajar, b) satuan acara pembelajaran (SAP), c) rencana pembelajaran (RP), d) skenario pembelajaran , e) tugas-tugas individu, f) lembar observasi/penilaian.
2) Pelaksanaan
a) Siswa diberi penjelasan tentang pembelajaran menggambar illustrasi dengan metode mencontoh gambar komik . Dalam hal ini siswa wajib membawa satu lembar copy gambar komik.
b) Siswa menukar lembaran komik kepada teman yang lain apabila gambarnya telah selesai
c) Peneliti membantu siswa yang mengalami kesulitan menggambar dengan memberikan contoh cara menggambar secara mendetail dan mudah.
d) Peneliti melakukan observasi kepada masing-masing siswa dengan lembar observasi dan mencatat semua kejadian dalam proses pembelajaran.
3. Pengamatan
a) Peneliti melakukan pengamatan dengan lembar observasi segala aktivitas dan perkembangan keterampilan yang terjadi pada masing-masing siswa.
Refleksi
a) Peneliti menganalisa dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran siklus pertama dan memberikan penilaian hasil gambar siswa.
b) Mencatat segala kekurangan dan kelemahan dan melakukan perbaikan untuk diterapkan pada siklus berikutnya.
Beberapa indikator keberhasilan pada siklus I disajikan pada Tabel berikut:
Aspek Target Pencapaian Siklus I Cara Mengukur
Kemampuan mencontoh gambar komik 75% Diamati pada hasil gambar siswa

Ketuntasan hasil belajar 75 % Dihitung dari rata-rata nilai gambar, siswa yang memperoleh nilai lebih besar/sama dengan 6 dinyatakan tuntas

Siklus Kedua
Pada siklus kedua dilakukan tindakan-tindakan dengan menggunakan empat tahapan seperti yang telah dilakukan pada siklus pertama. Pada siklus kedua ini didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus pertama. Semua kelemahan yang terjadi pada siklus pertama tidak akan diualang kembali dalam siklus kedua.
Beberapa alternatif perbaikan untuk mengoptimalkan metode mencontoh pada siklus kedua ini diberikan secara mendetail. Diharapkan dengan langkah-langkah pembaharuan pada siklus kedua ini, siswa lebih paham dan termotivasi untuk menggambar ilustrasi tanpa sedikitpun timbul keraguan atau kekurangpercayaan terhadap kemampuannya.
Beberapa indikator keberhasilan pada siklus II diuraikan pada tabel berikut ini:
Aspek Target Pencapaian Siklus II Cara Mengukur
Kemampuan mencontoh gambar komik 85 % Diamati pada hasil gambar siswa
Ketuntasan hasil belajar 100 % Dihitung dari rata-rata nilai gambar, siswa yang memperoleh nilai lebih besar/sama dengan 6 dinyatakan tuntas

3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: lembar observasi, kuesener terbuka, tes hasil karya menggambar ilustrasi, dan catatan guru selama proses belajar mengajar. Kuesener terbuka digunakan untuk mengawali pembelajaran menggambar dengan metode mencontoh dengan variasi cerita berantai, dan tes hasil karya menggambar digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar.




Tabel 5 : Sistem Penskoran Hasil Gambar Illustrasi
No Kriteria Nilai
1 Gambar tidak mirip 5
2 Gambar mirip 6
3 Gambar ideal 7
5. Pengumpulan dan Analisa Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, observasi dan tes hasil karya dalam bentuk gambar dan deskripsi cerita. Teknik dokumentasi untuk mengetahui kemampuan masing-masing siswa. Teknik observasi digunakan untuk merekam kualitas proses belajar mengajar dengan menggunakan catatan. Sedangkan tes menggambar dan menulis deskripsi cerita digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar.
Data hasil observasi , catatan guru, dan hasil karya siswa dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kualitas belajar mengajar. Sedangkan untuk mengetahui peningkatan kualitas hasil belajar dilakukan skor individu baik berupa partisipasi siswa dalam proses pembelajaran maupun pada hasil gambar.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
• Temuan-temuan pada siklus 1
1. Contoh gambar yang dibawa siswa terlalu rumit
2. Contoh yang diberikan guru dalam menyelesaikan gambar terlalu cepat
3. Siswa kurang mampu dalam menangkap teknik penyelesaian gambar, yang diperagakan guru, karena tokoh gambar yang dibawa siswa tidak sesuai dengan yang dicontohkan guru
4. Guru kurang waktu dalam membimbing siswa secara individu
• Rekomendasi Perbaikan untuk Siklus 2
1. Guru mengarahkan agar contoh gambar yang dibawa harus sederhana dan sesuai dengan kemampuan siswa, jangan terlalu rumit.
2. Guru mencontohkan langkah-langkah menggambar tokoh cerita secara pelan-pelan dan berulang-ulang dan variatif untuk memberikan kesempatan yang luas kepada siswa yang kurang mampu dalam menggambar untuk meniru dan menghafalnya.
3. Guru harus mengelompokkan siswa yang mempunyai tokoh gambar komik yang sama agar dibina secara bersama-sama, untuk menyingkat waktu
4. Guru harus membimbing satu persatu kepada siswa sesuai dengan gambar komik yang disenanginya
a.2. Pelaksanaan Siklus 2
a.2.1. Pelaksanaan
Pada siklus kedua dilakukan tahapan-tahapan seperti pada siklus pertama. Pada siklus kedua didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang direkomendasikan pada siklus pertama. Pelaksanaan perubahan itu antara lain:
a) Siswa dibagi ke dalam kelompok berdasarkan kesamaan cerita
b) Peneliti mendemonstrasikan langkah-langkah menggambar tokoh komik secara mendalam
c) Peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk menggambar tokoh cerita yang telah dibawa dan dikerjakan sesuai dengan langkah-langkah yang telah dicontohkan guru.
d) Peneliti melakukan observasi kepada masing-masing siswa dan membimbing masing-masing siswa yang kesulitan menggambar.
a.2.2. Pengamatan
a) Peneliti melakukan pengamatan dengan lembar observasi segala aktifitas yang terjadi pada masing-masing siswa
b) Sebelum melakukan penilaian, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menempelkan karyanya di dinding kelas.
c) Peneliti memberikan penilaian
Tabel 3.2. Indikator keberhasilan proses pada siklus I diharapkan meningkat pada
siklus II
Aspek Pencapaian Siklus I Target Pencapaian Siklus II
Kemampuan mencontoh 72 % 85%
Ketuntasan hasil belajar 72 % 100%
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil implementasi metode yang telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan metode mencontoh komik dapat membngkitkan ide dan gagasan siswa dalam mengeksplorasi kreativitasnya dalam menggambar ilustrasi. Kemampuan tersebut dapat dibuktikan pada siklus I dengan ketuntasan 72% dan siklus II dengan pencapaian 100%
2. Penggunaan metode mencontoh komik dapat dilakukan efektif dan efisien jika guru dapat membimbing secara intensif, serta mampu memberikan contoh yang mudah dalam menggambar tokoh komik. Dari pengalaman ini peserta didik menjadi senang karena mereka mengetahui cara menggambar tokoh komik kesukaannya.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian tentang implementasi model siklus belajar dengan model yang telah penulis lakukan di kelas ini dapat disarankan bahwa:
1. Pemecahan masalah kualitas proses dan hasil belajar seni budaya dapat dilakukan dengan mengkombinasikan dua metode mengajar seperti mencontoh komik dan metode bimbingan intensif sehingga dapat memberikan jalan mudah dan sekaligus mengurangi kegamangan siswa dalam kegiatan menggambar.
2. Untuk mengetahui sejauhmana efektifitas penggabungan kedua metode ini dapat dilakukan penelitian lanjutan berupa penelitian eksperimental sehingga variabel-variabel yang terlibat dapat dikontrol
3. Jangan ragu menggunakan beragam metode –walau itu dianggap kuno-untuk membantu pemahaman siswa. Karena metode-metode tersebut bersifat kondisional, sehingga masih relevan jika kondisi peserta didik masih memerlukan.

1 komentar: